Senin, 25 Oktober 2010

Bromo

dari kiri: ocha, alfath, rizki, merry, saya
bawah: arya


sabtu kemaren tepatnya tanggal 23 oktober 2010. aku diajakin arya ke bromo.
kebetulan aku lagi kosong dan ada duit ya udah deh berangkat aja.
banyak yang bilang kalo di bromo bagusnya pas matahari terbit tapi berhubung yang lain pada minat view nya buat di foto bukan matahari terbitnya jadi kita baru berangkat jam setengah 7 dari surabaya dan sampai sekitar jam 9 pagi di sana.
sampai sana kita cuma bertahan 2 jam aja. dan itupun foto-foto doang ga ngapa-ngapain lagi haha
kalau kata orang bisa di bilang kita itu bodoh luar biasa datang kesana cuma buat foto-foto trus pulang hahahaha tapi itulah kefanaan kita yang cukup menyenangkan.
sebenernya ada satu wisata lagi tapi karna terlalu fana saya ga bisa cerita jadi cukup ini aja yang saya pamerin

Selasa, 19 Oktober 2010

reda, ida , dan layang-layang last part

waktu berjalan terus maju. keadaan terus tak menunjukkan batas.

ida bersandar pada sebuah tiang rapuh yang dia tau pasti tiang itu akan roboh apabila dia terus berada disana.

reda terikat pada sebuah waktu. tak maju dan tak mundur. hanya di tempat. hanya satu suara yang dia dengar hanya satu wajah yang dia gambar.

layang-layang itu terus terbang. mencari sebuah hinggapan untuk sekedar bersandar dari tiupan angin. lalu terbang kembali. melayang tak tentu arah.

ida pergi ke sebuah sudut. terpaku dan terdiam. reda tau apa yang akan dikatakannya tapi dia diam. diam seribu bahasa, dia ingin ida sendiri yang menyadari nya.
ida mulai bergerak, mulai melangkah dan dia peluk reda. di peluknya erat. lalu ida berbisik 'sudah cukup, ini adalah waktumu ini adalah jalan mu. pilihlah' reda tersenyum. kemudian mengangguk. dan sebuah kalimat meluncur dari mulutnya 'aku harus gimana? apa kubiarkan angin dan waktu yang membawa layang-layang itu pergi?'
ida terdiam. dia paham. dia tau tapi dia tak bisa berbuat apa-apa hanya diri reda sendiri yang bisa melawan semua. kemudian ida tersenyum. di rangkulnya reda 'yuk cari jawaban sama-sama'
mereka pergi melangkah tapi langkah kali ini berbeda. tak ada harapan tak ada janji tak ada beban. semua membiarkan waktu berjalan.

***

waktu terus bergulir. langit terus berubah. panas, dingin, angin. pagi, siang, malam. terus berputar.

ida bersandar pada sebuah tiang yang tak lagi rapuh. dan tiang itupun kadang bersandar pada ida.

reda mungkin masih terikat waktu. tapi waktu tak lagi mengurungnya. sedikit demi sedikit reda punya keingininan melepaskan waktu itu.

layang-layang terus terbawa angin. dia ingin pulang tapi tak tak tau arah pulang karna angin terus membutakan jalannya. dia memilih untuk terus terikat pada arus. dan membiarkan angin membawanya kemanapun asal tidak pulang. tapi tak ada yang tahu mungkin angin suatu saat akan membawanya pulang.

Senin, 11 Oktober 2010

reda, ida , dan layang-layang part II

suatu ketika ida berfikir untuk meninggalkan reda bersama masa lalunya.
karna begitu banyak ketakutan yang ida rasakan.
dia takut dia tak bisa hidup tanpa reda. dia takut dia bergantung pada reda.
ketika ida siap meninggalkan reda. datanglah reda ke rumah ida.
dengan senyum nya. dengan wajahnya yang lucu.
dia hampiri ida. ida sudah siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada reda.
kemudian reda berkata: 'kamu percaya kalo aku bisa lupain layang-layang ku?' dan ida mengangguk 'beri aku waktu buat lupain layang-layang itu'.
ida terpaku. runtuh sudah pertahanan dia. batal sudah rencananya untuk pergi.
dia ingin ada di sisi reda. percaya pada reda, menemani reda melalui hari untuk men ikhlaskan layang-layang itu.
ini janji reda pada ida.
ida sadar betul seberapa besar berartinya layang-layang itu buat reda. tapi ida mau bertahan di sana. mau percaya kalo reda bisa.

reda sudah terikat janji pada ida. tapi satu lagi pertanyaan yang muncul di benak ida.
akankah ketika hari itu muncul. ketika hari dimana layang-layang hanya menjadi layang-layang untuk reda. akankan ida yang ada di sisi reda? apa kah dia?
entahlah yang ida pikirkan hanya reda harus lupa. dan siapapun yang ada di sisi reda nanti itu bukan masalah. walaupun sakit buat ida membayangkan reda bukan di sisi nya.

ida ga mau reda terbebani olehnya. ida ga mau karna janji itu reda HARUS di sisi ida.
doa ida. semoga saja bukan beban, semoga saja bukan karna janji tapi karna suka. semoga saja harpan ida benar, semoga semoga semoga saja...

Sabtu, 09 Oktober 2010

reda, ida , dan layang-layang

seorang anak bernama reda memiliki sebuah layang-layang.
dia sangat menyukai layang-layang itu. layang-layang itu dia anggap diberikan tuhan hanya untuknya. setiap hari dia jaga layang-layang itu. dia rawat sepenuh hati. tak dia biarkan layang-layang itu rusak sedikitpun.
beberapa kali dia sempat kehilangan layang-layang itu tapi dengan mudah dia dapatkan kembali.

suatu hari saat seperti biasanya reda bermain bersama layang-layang nya. dia terbangkan ke langit membiarkan angin membelai layang-layangnya. dia ulur panjang-panjang benang layang-layang itu. kemudian tiba-tiba tali yang dia pegang putus. layang-layang itu terbang terbawa angin
sekuat tenaga dia kejar layang-layang itu sambil menangis. dia kutuk sang angin yang berhembus terlalu kencang. kejadian ini sering terjadi. tapi kali ini dia tidak bisa membawa layang-layang nya kembali ke pelukannya.
layang-layang itu hilang dari pandangan matanya. dan hilang terbang bersama angin.
reda sedih sekali. dia menangis dan menyesali kenapa dia menerbangkan layang-layang nya ketika angin bertiup begitu kencang. dia tidak bisa menerima kehilangannya.
semenjak hari itu dia membenci layang-layangnya yang dia anggap meninggalkannya dan dia benci angin karna telah membawa layang-layang itu pergi dari pelukannya.
hari demi hari dia mencoba melupakan layang-layang itu.

ketika dia sudah sanggup melupakan nya bertemulah dia dengan seorang gadis bernama ida. gadis itu suka sekali dengan reda karna reda sangat baik dan lucu. reda bisa membuat ida tertawa disaat apapun.
ida sangat menyukai reda. reda pun begitu.
suatu ketika reda bercerita soal layang-layang itu. layang-layang yang paling dia sayang tapi hilang terbawa angin.
reda menceritakan semua kepada ida dengan penuh kebencian dan amarah.
berkali-kali reda berkata 'aku benci sekali layang-layang itu. aku benci sekali angin itu'
tapi ida tau di balik kata benci itu tersimpan kata cinta yang amat sangat dalam. bahkan setelah sekian tahun reda tak bisa melupakan layang-layang itu.
dengan sabar ida mendengar kata demi kata dari mulut reda tentang layang-layang nya.
menerima semua keluhan reda 'kenapa layang-layang itu begitu tega meninggalkan dia'.
bahkan semua orang pun tahu bahwa ida bosan mendengar cerita yang sama tapi tak pernah sedikitpun ida mengeluh dia hanya tersenyum dan berusaha terus ada di sisi reda tiap kali reda bercerita.
ida tak pernah bosan berkata kepada reda:'layang-layang itu sudah pergi dia memilih untuk terbang bersama angin. apa lagi yang kamu khawatirkan? dia sudah bahagia tapi kamu disini terpuruk meratapi dia. kamu kalah reda. kamu ga boleh kayak gini kamu harus menang'
dan tiap kali selesai menyelesaikan kalimat itu reda selalu berkata 'kamu benar ida aku harus menang' namun entah berapa kali reda berkata seperti itu keesokan harinya reda kembali mengutuk dan membenci layang-layangnya yang berarti reda belum bisa melupakannya.
ida selalu berusaha menunjuk kan bahwa dia ada di dunia reda. tapi reda selalu menempatkan layang-layang itu di dunia nya.
dan sampai sekarang mungkin ida hanya sesosok transparan bagi reda.
dan ida menanti hari itu, menanti hari di mana reda tidak pernah menyebut layang-layang itu seharipun dan reda hanya menyebut nama ida.
akankan datang hari itu?

Selasa, 05 Oktober 2010

PILIHAN

ada dua jalan

satu adalah kita kembali ke masa lalu dan menuju masa depan bersama

dua adalah kita melupakan masa lalu dan menuju masa depan tanpa peduli lagi dengan keadaan lalu

dua pilihan yang semuanya berpengaruh terhadap masa depan

dua pilihan yang semuanya akan dijalani tanpa penyesalan

dua pilihan sulit yang apabila satu dipilih maka akan menyakiti banyak pihak, tak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk
semua memiliki porsi masing-masing...

sulit sangat sulit...

dan ketika memilih untuk tidak memilih pun maka itu adalah suatu pilihan

lalu apa yang terjadi?
bukan waktu yang memilih karna membiarkan waktu yang memilihkan maka itupun juga pilihan yang berarti memilih untuk 'mengambangkan' semuanya

harus dipilih karna ini pilihan