Selasa, 19 Oktober 2010

reda, ida , dan layang-layang last part

waktu berjalan terus maju. keadaan terus tak menunjukkan batas.

ida bersandar pada sebuah tiang rapuh yang dia tau pasti tiang itu akan roboh apabila dia terus berada disana.

reda terikat pada sebuah waktu. tak maju dan tak mundur. hanya di tempat. hanya satu suara yang dia dengar hanya satu wajah yang dia gambar.

layang-layang itu terus terbang. mencari sebuah hinggapan untuk sekedar bersandar dari tiupan angin. lalu terbang kembali. melayang tak tentu arah.

ida pergi ke sebuah sudut. terpaku dan terdiam. reda tau apa yang akan dikatakannya tapi dia diam. diam seribu bahasa, dia ingin ida sendiri yang menyadari nya.
ida mulai bergerak, mulai melangkah dan dia peluk reda. di peluknya erat. lalu ida berbisik 'sudah cukup, ini adalah waktumu ini adalah jalan mu. pilihlah' reda tersenyum. kemudian mengangguk. dan sebuah kalimat meluncur dari mulutnya 'aku harus gimana? apa kubiarkan angin dan waktu yang membawa layang-layang itu pergi?'
ida terdiam. dia paham. dia tau tapi dia tak bisa berbuat apa-apa hanya diri reda sendiri yang bisa melawan semua. kemudian ida tersenyum. di rangkulnya reda 'yuk cari jawaban sama-sama'
mereka pergi melangkah tapi langkah kali ini berbeda. tak ada harapan tak ada janji tak ada beban. semua membiarkan waktu berjalan.

***

waktu terus bergulir. langit terus berubah. panas, dingin, angin. pagi, siang, malam. terus berputar.

ida bersandar pada sebuah tiang yang tak lagi rapuh. dan tiang itupun kadang bersandar pada ida.

reda mungkin masih terikat waktu. tapi waktu tak lagi mengurungnya. sedikit demi sedikit reda punya keingininan melepaskan waktu itu.

layang-layang terus terbawa angin. dia ingin pulang tapi tak tak tau arah pulang karna angin terus membutakan jalannya. dia memilih untuk terus terikat pada arus. dan membiarkan angin membawanya kemanapun asal tidak pulang. tapi tak ada yang tahu mungkin angin suatu saat akan membawanya pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar