Sabtu, 09 Oktober 2010

reda, ida , dan layang-layang

seorang anak bernama reda memiliki sebuah layang-layang.
dia sangat menyukai layang-layang itu. layang-layang itu dia anggap diberikan tuhan hanya untuknya. setiap hari dia jaga layang-layang itu. dia rawat sepenuh hati. tak dia biarkan layang-layang itu rusak sedikitpun.
beberapa kali dia sempat kehilangan layang-layang itu tapi dengan mudah dia dapatkan kembali.

suatu hari saat seperti biasanya reda bermain bersama layang-layang nya. dia terbangkan ke langit membiarkan angin membelai layang-layangnya. dia ulur panjang-panjang benang layang-layang itu. kemudian tiba-tiba tali yang dia pegang putus. layang-layang itu terbang terbawa angin
sekuat tenaga dia kejar layang-layang itu sambil menangis. dia kutuk sang angin yang berhembus terlalu kencang. kejadian ini sering terjadi. tapi kali ini dia tidak bisa membawa layang-layang nya kembali ke pelukannya.
layang-layang itu hilang dari pandangan matanya. dan hilang terbang bersama angin.
reda sedih sekali. dia menangis dan menyesali kenapa dia menerbangkan layang-layang nya ketika angin bertiup begitu kencang. dia tidak bisa menerima kehilangannya.
semenjak hari itu dia membenci layang-layangnya yang dia anggap meninggalkannya dan dia benci angin karna telah membawa layang-layang itu pergi dari pelukannya.
hari demi hari dia mencoba melupakan layang-layang itu.

ketika dia sudah sanggup melupakan nya bertemulah dia dengan seorang gadis bernama ida. gadis itu suka sekali dengan reda karna reda sangat baik dan lucu. reda bisa membuat ida tertawa disaat apapun.
ida sangat menyukai reda. reda pun begitu.
suatu ketika reda bercerita soal layang-layang itu. layang-layang yang paling dia sayang tapi hilang terbawa angin.
reda menceritakan semua kepada ida dengan penuh kebencian dan amarah.
berkali-kali reda berkata 'aku benci sekali layang-layang itu. aku benci sekali angin itu'
tapi ida tau di balik kata benci itu tersimpan kata cinta yang amat sangat dalam. bahkan setelah sekian tahun reda tak bisa melupakan layang-layang itu.
dengan sabar ida mendengar kata demi kata dari mulut reda tentang layang-layang nya.
menerima semua keluhan reda 'kenapa layang-layang itu begitu tega meninggalkan dia'.
bahkan semua orang pun tahu bahwa ida bosan mendengar cerita yang sama tapi tak pernah sedikitpun ida mengeluh dia hanya tersenyum dan berusaha terus ada di sisi reda tiap kali reda bercerita.
ida tak pernah bosan berkata kepada reda:'layang-layang itu sudah pergi dia memilih untuk terbang bersama angin. apa lagi yang kamu khawatirkan? dia sudah bahagia tapi kamu disini terpuruk meratapi dia. kamu kalah reda. kamu ga boleh kayak gini kamu harus menang'
dan tiap kali selesai menyelesaikan kalimat itu reda selalu berkata 'kamu benar ida aku harus menang' namun entah berapa kali reda berkata seperti itu keesokan harinya reda kembali mengutuk dan membenci layang-layangnya yang berarti reda belum bisa melupakannya.
ida selalu berusaha menunjuk kan bahwa dia ada di dunia reda. tapi reda selalu menempatkan layang-layang itu di dunia nya.
dan sampai sekarang mungkin ida hanya sesosok transparan bagi reda.
dan ida menanti hari itu, menanti hari di mana reda tidak pernah menyebut layang-layang itu seharipun dan reda hanya menyebut nama ida.
akankan datang hari itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar